Kamis, 23 April 2009

Manajemen Pendidikan, Sebuah Pandangan

Manajemen Pendidikan, Sebuah Pandangan

Oleh : Muh. Anang Prasetyo S.Pd

Abstrak

Kebaikan tanpa dimanaje dengan baik akan dikalahkan dengan keburukan yang dimanaje dengan baik. Demikian pula, pendidikan yang notabene diarahkan kepada kebaikan tidak akan berarti apa-apa , jika tidak diatur dengan baik. Manajemen atau pengaturan, amat menentukan terhadap hasil yang akan dicapai oleh suatu pendidikan.
Pendidikan , dalam konteks keberadaan dan hakekat kehidupan manusia, merupakan pembentukan kepribadian manusia, yaitu mengembangkan manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial, makhluk susila, dan makhluk beragama (religius). Dengan melihat aspek yang demikian luas yang akan dicapai oleh pendidikan, maka pengaturan atau manajemen terhadapnya, mutlak diperlukan. Mulai manajemen peserta didik, pendidik (sebagai elemen sentral) , proses pendidikan, biaya pendidikan, serta beberapa komponen dalam pendidikan lainnya.
Permasalahan-permasalahan dalam pendidikan cukup beragam. Mulai dari persoalan mendasar mengenai perencanaan pendidikan, pengorganisasian, kepemimpinan, serta pengawasan pendidikan. Sehingga dibutuhkan penguasaan untuk mengkaji masalah-masalah, kelemahan, dalam mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Persoalan mikro dan makro pendidikan akan nampak. Dengan melihat permasalahan secara komprehensif, keputusan akhir yang diambil menunjukkan aspek manajemen sesungguhnya

A. Pendahuluan

Pendidikan lebih banyak mengarah kepada manusia. Hanya manusia yang bisa dididik kata Nurcholis Majid. Sehingga upaya – upaya pendidikan kepada manusia harus mengacu kepada hakekat tujuan pendidikan manusia itu sendiri. Kompleksitas pendidikan yang akan diterapkan kepada manusia, sejalan dengan kompleksitas pemahaman terhadap manusia. Hal ini mengingat manusia merupakan sebuah makhluq teramat canggih dari Sang Pencipta. Persoalan tentang apa itu fikiran, akal, jiwa, fisik manusia sendiri cukup demikian rumitnya. Sehingga penerapan ilmu untuk mendidik manusia dengan kompleksitas tersebut akhirnya beragam. Tidak hanya sekedar psikologi, paedagogi, sosiologi, biologi, morfologi, seni, kosmologi , neurology dan banyak cabang ilmu lain yang digunakan sebagai upaya untuk mendidik manusia.
Dari sisi ini sangat difahami, jika untuk mendidik manusia dibutuhkan tingkat kerumitan tingkat tinggi. Dalam konteks pendidikan di sebuah sekolah, universitas maupun pondok pesantren misalnya, pendidikan yang diterapkan membutuhkan perencanaan yang matang, pengorganisasian yang kuat, kepemimpinan yang memberdayakan seluruh civitas akademika, juga evaluasi yang cermat.
Permasalahan-permasalahan dalam pendidikan cukup beragam. Mulai dari persoalan mendasar mengenai perencanaan pendidikan, pengorganisasian, kepemimpinan, serta pengawasan pendidikan. Sehingga dibutuhkan penguasaan untuk mengkaji masalah-masalah, kelemahan, dalam mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Persoalan mikro dan makro pendidikan akan nampak. Dengan melihat permasalahan secara komprehensif, keputusan akhir yang diambil menunjukkan aspek manajemen sesungguhnya

B. Pandangan Tentang Manajemen

Dubrin (dalam Wibowo, 2007 :10) menyatakan bahwa manajemen mempunyai tiga pengertian lain yaitu :
1. manajemen sebagai disiplin atau bidang studi. Mananejemn merupakanm bidang pengetahuan seperti pengetahuan lainnya yang dapat dipelajari. Kebanyakan eksekutif puncak menguasai manajemen. Mempelajari manajemen menghasiulkan return on ivestment yang sangat besar
2. manajemen sebagai orang. Manajemen juga mengindikasikan manajer secara kolektif dalam suatu organisasi, yaitu individu yang menjalankan manajemen
3. manajemen sebagai karier. Banyak 0rganisasi merekrut lulusan PT dengan menawarkan peluang karier dalam manajemen. Serangkaian pekerjaan secara progressif mengarahkan pada tanggung jawab yang lebih besar apabila calon menunjukkan kompetensi manajerial.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah proses penggunaan sumberdaya organisasi dengan menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien (wibowo, 2007)
Robbin dan Coultar (dalam Wibowo, 2007 : 9) memberikan definisi manajemen sebagai suatu proses untuk membuat aktivitas terselesaikan secara efektif dan efisien dengan dan melalui orang lain. Terkait efektivitas dan efisiensi, Drucker menekankan perbedaan penting, antara efektifitas (melakukan hal yang benar ) dan efisiensi (melakukan hal dengan benar) (Heller, 2003).
“Manajemen adalah menyangkut manusia. Tugasnya untuk membuat orang mampu bekerjasama, membuat keunggulan mereka bermanfaat, dan kelemahan mereka tidak relevan. Inilah tujuan organisasi, dan inilah alasannya mengapa manajemen adalah…faktor yang menentukan “ The New Realitas (dalam Heller, 2003 : 18)

C. Pandangan Tentang Pendidikan
Pendidikan, hendaknya berkisar antara dua dimensi hidup; penanaman rasa taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan pengembangan rasa kemanusiaan kepada sesama, demikian tulis Prof. Nurcholis Madjid di dalam pengantar buku Menuju Masyarakat Belajar (Sidi, 2001). Sehingga titik tekan pendidikan kepada penanaman rasa taqwa kepada Tuhan, merupakan sumber hakiki manusia. Karena pada prinsipnya manusia itu lemah dan serba tergantung. Ketergantungan itu ditegaskan oleh Schleimarcher (dalam Cassier:1990), “perasaan manusia tergantung secara mutlak pada Yang Illahi”.
Sehingga, pendidikan dalam konteks ini dipahami :
“suatu upaya untuk memperkenalkan manusia akan eksistensi dirinya, baik sebagai diri pribadi yang memiliki ‘hurriyat al iradah’, yang hidup bersama dengan makhluk-makhluk yang lain , maupun sebagai hamba Tuhan yang terikat oleh hukum normatif (syariat / din-nullah), dan sekaligus sebagai ‘wakil Tuhan’ yang dibebani suatu tanggung jawab kosmis.
(Purwadi, 2002. :127).
Sebagaimana dikatakan Nanang Fattah (2006: 5), kehidupan relegius dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa (yang) dapat menghayati dan mengamalkan ajarannya sesuai dengan agamanya, dapat terwujud melalui pendidikan. Lebih lanjut Jalaludin (2001:48) dengan mengacu kepada prinsip penciptaan, maka menurut filsafat pendidikan Islam, manusia adalah makhluk yang berpotensi dan memiliki peluang untuk dididik.
Pada akhirnya, arah pendidikan bila dikaitkan dengan keberadaan dan hakekat kehidupan manusia, simpul Nanang Fattah (op.cit) yakni untuk pembentukan kepribadian manusia, yaitu mengembangkan manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial, makhluk susila, dan makhluk beragama (religius). Pendidikan yang notabene meliputi keseluruhan tingkah laku manusia tersebut, dilaksanakan demi memperoleh kesinambungan, pertahanan dan peningkatan hidup .
Sejalan dengan hakekat pendidikan, manusia akan cenderung untuk akan mencari makna dan motivasi tujuan utama hidupnya. Viktor Frankl (dalam Johnson ,2007:62) mengatakan ”Pencarian seseorang akan makna adalah motivasi utama dalam hidupnya...dan hanya dapat dipenuhi oleh dirinya sendiri ”.
Persoalan-persoalan pendidikan demikian kompleks. Kompleksitas tersebut baik secara mikro yang bersifat essensi meliputi guru (pendidik) dan murid (peserta didik). Secara makro, persoalan tentang tujuan dan prioritas pendidikan, keberadaan siswa, manajemen pendidikan, sturktur dan jadwal, adanya alat bantu belajar , fasilitas, teknologi , pengawasan mutu pendidikan, penelitian dan pengembangan serta pembiayaan. Semua hal tersebut merupakan satu kesatuan. Bersifat sistemik dan saling tergantung satu sama lain.
Dalam konteks realitas pendidikan nasional Indonsia ,Indra Jati Sidhi (2001 : 13) menganalisis bahwa system pendidikan nasional yang telah dibangun selama tiga dasawarsa terakhir ini, ternyata belum mampu sepenuhnya menjawab kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

D. Penutup
Melihat demikian ragamnya sebuah pendidikan, maka tidak bisa tidak, sebuah manajemen atas pendidikan tersebut harus dan wajib dilaksanakan. Kerusakan parah dalam sektor pendidikan lebih banyak disebabkan karena kacaunya sistem pendidikan. Upaya-upaya perbaikan mutu pendidikan melalui manajemen pendidikan yang baik diharapkan terus dilaksanakan. Sebagaimana prinsip kai zen yakni perbaikan terus menerus, khususnya dalam manajemen pendidikan , diharapkan mampu memberikan kontribusi besar terhadap wilayah cakupan pendidikan, khususnya terhadap manusia dan tentu saja bagi kemanusiaan itu sendiri.


Daftar Pustaka

Anam, Saiful (ed), Indra Jati Sidi dari ITB untuk pembaruan pendidikan, Jakarta : Teraju, 2005
Fattah, Nanang, Landasan manajemen Pendidikan, bandung : Remaja Rosdakarya, 2006.
Hasibuan, Malayu S.P, haji. Manajemen : Dasar, Penegertian, dan Masalah. Editor Estu Rahayu, Jakarta : Bumi Aksara, 2001
Heller, Roberth. Stephen Covey / Robert Heller. Alih bahasa, Irzam Hardiansyah; editor,
Jalaludin, Teologia Pendidikan/H. Jalaludin,-Ed. Revisi. Cet.3.-Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003.
Johnson,Elaine B. Contextual Teaching and Learning : menjadikan kegiatan belajar mengajar mengasyikkan dan bermakna, penerjemah ibnu Setiawan, penyunting Ida Sitompul, Bandung : Mizan Learning Center (MLC), 2007.
Purwadi, Agus. Teologi Filsafat dan Sains, pergumulan dalam peradaban mencari paradigma islam untuk ilmu dan pendidikan, Malang : UMM Press, 2002.
Theresia Vini, Jakarta : Erlangga , 2004
-----. Peter Drucker, alih bahasa Puji A.L, ed. Mickyb , Jakarta : Rrlangga, 2003
Wibowo, Manajemen Perubahan, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007.

2 komentar:

M. Mursyid P. W.

Salam kenal, Pak.
Baru saja saya juga posting artikel sederhana di blog saya mmursyidpw.wordpress.com juga seputar pendidikan. Dalam hal ini saya sependapat dengan yang panjenengan tulis. Kapan-kapan kunjungi blog saya yang juga masih orok.

Cah Nggalek

salam kenal juga pak Mursyid,
Insyaalloh akan saya lihat. ini juga masih jabang bayi. saking awamnya pemahaman blog saya , saya baru mbuka komentar Anda.
terimakasih. semoga tetap terjalin.

  © Template Persembahan'Portrait' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP