Jumat, 24 April 2009

दिकारी,kepalasekolahvisoner

Dicari, Kepala Sekolah Visioner !


Oleh : Muh. Anang Prasetyo S.Pd

Abstrak

Maju mundur, berkembang dan surutnya sebuah organisasi sekolah berada ditangan kepemimpinan kepala sekolah. Untuk menumbuhkan dan membentuknya, dibutuhkan strategi teknis dan non teknis.
Kompetensi seorang Kepala Sekolah sebagai amanat peraturan mendiknas, ,meliputi kepribadian, sosial, manajerial, supervisi, dan kewirausahaan. Melihat luasnya cakupan tersebut, tentu peranan kepemimpinan kepala sekolah amat menentukan.
Kemampuan lain yang amat mendasar bagi seorang kepala sekolah adalah kemampuan dalam pemahaman dan penterjemahan yang benar sebuah visi kepemimpinan kepala sekolah. Visi seorang kepala sekolah akan menginspirasi tindakan dan membantu membentuk masa depan sekolah. sehingga ia harus mampu mengemban tanggung jawab, mengusahakan pelaksanaan tugas, memiliki impian dan menerjemahkannya menjadi kenyataan.
































A. Pendahuluan
Kepala Sekolah, sebagai sebuah jabatan, merupakan bentuk tanggung jawab dan amanah. Tanggung jawab dan amanah yang sebenarnya telah jelas dalam tugas , job discripsion . sering ada anggapan bahwa kepala sekolah merupakan jabatan prestisius dalam suatu sekolah. Namun, jauh –jauh hari Konfusius (dalam Nanus, 2001:29) mengingatkan “ jangan menghawatirkan jabatan tinggi, tetapi khawatirkanlah bagaimana anda memainkan peran tersebut secara tepat’.
Dalam kenyataannya tidak semua kepala sekolah memiliki pemahaman yang utuh terhadap apa itu tugas kepala sekolah. menurut Depdiknas, lebih dari 70 % diantara 250 ribu kepala sekolah di seluruh tanah air tercatat memiliki dua sisi kelemahan, yakni manajerial dan supervisi. Hal ini menurut Direktur Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Depdiknas Surya Dharma , lebih karena penunjukkan kepala sekolah di sejumlah daerah dilakukan asal comot (Jawa Pos,2008)
Padahal jelas, kompetensi seorang Kepala Sekolah sebagai amanat peraturan mendiknas no.13 tahun 2007 diantaranya meliputi kepribadian, sosial, manajerial, supervisi, dan kewirausahaan. Melihat luasnya cakupan tersebut, tentu peranan kepemimpinan kepala sekolah amat menentukan.
Sepertinya, penemuan tersebut melengkapi hasil penelitian Depdiknas tahun 2002 yang menyatakan sebanyak 60 % tenaga guru tidak layak mengajar. Sebuah problem akut dalam dunia pendidikan, yang hingga kini belum tuntas. Walhasil, setali tiga uang, bahwa guru belum berkualitas, kepala sekolahnya-pun demikian juga. Lantas bagaimana dengan muridnya ?. Nampaknya ,persoalan mendasar dalam ranah ini sebenarnya adalah SDM yang lemah dalam tenaga kependidikan dan kepemimpinan.
Dalam konteks inilah, upaya membangun kembali pemahaman visi yang benar dalam pendidikan harus segera dimulai. Ini merupakan prasyarat pertama untuk membangun sebuah sekolah yang mumpuni. Di tangan kepala sekolah-lah keberadaan sebuah sekolah dipertaruhkan. Karena ragam tanggung jawab memang berada di pundaknya. Disematkan atasnya kepemimpinan semua komponen sekolah. mulai dari guru, murid, orang tua, karyawan, masyarakat sekitar dan lain sebagainya. Ini menandakan bahwa jabatan kepala sekolah bukan jabatan main-main.
Untuk memulai itu semua, repositioning visi seorang kepala sekolah harus menjadi target utama. Karena dari visi yangbenar dari kepemimpinan seorang kepala sekolah, akan membawa dampak signifikan terhadap peningkatan SDM guru, nilai akademik & attitude murid, perhatian tinggi wali murid dan masyarakat umumnya.



B. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan merupakan suatu ilmu dan seni tentang bagaimana mempengaruhi orang lain utnuk mencapai tujuan tertentu. Pemimpin adalah orang yang berada pada posisi terdepan dalam kelompoknya. Dengan demikian, kepala sekolah berada pada posisi paling depan di tengah guru, karyawan, dan siswa di sekolahnya (Moedjiarto,2002:79) . Sementara itu Johnson (dalam Moedjiarto, 1973:80) mengartikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Jadi , fungsi pemimpin adalah mengarahkan, membina, mengatur, menunjukkan terhadap orang-orang yang dipimp[in agar orang yang dipimpin itu senang, sehaluan serta terbina dan menuruti kehendak dan tujuan dari pemimpin. (Enceng, 2007:14).
Kepala sekolah , sebagai pemimpin di suatu sekolah peranannya dalam kegiatan instruksional sudah jelas. Kepemimpinan instruksional ini, merupakan salah satu karakteristik yang khas. Menurut Moedjiarto (2002:81) kepemimpinan instruksional, diinterpretasikan sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan perkembangan belajar siswa. Kelancaran proses belajar mengajar menjadi titik perhatian terpenting dalam kepemimpinan instruksional.
Secara panjang lebar Moedjiarto (2002:83) menekankan bahwa kepala sekolah yang refektif memfokuskan tindakan-tindakannya pada penetapan tujuan sekolah, mendefinisikan tujuan sekolah, memberikan sumber-sumber yang diperlukan untuk terjadinya belajar. Tindfakan-tindakannya juga untuk mensupervisi dan mengevaluasi guru, mengkoordinasi programj-propgram pengembangan staf, dan menciptakan hubungan kesejawatan dengan dan antar guru. Ki Hajar Dewantoro, sebagai tokoh pendidikan nasional, mengajukan tiga fungsi kepemimpinan pendidikan nasional, sebagai berikut : 1) Ing ngarso sung tulodo; 2) ing madyo mangun karso dan 3) tut wuri handayani.
Sergiovani (dalam Moedjiarto, 2002:85) mengatakan bahwa seorang pemimpin, juga kepala sekolah, harus memeiliki tiga macam keterampilan, yaitu 1) keterampilan teknik 2) keterampilan berkomunikasi (human relation) dan 3) keterampilan konseptual.
Bisa jadi, keterampilan kepemimpinan kepala sekolah kedepan meminjam istilah yang diungkap oleh Howard Gardner (2007) dalam konteks pemikiran, seorang kepala sekolah harus memiliki 1) pikiran terdisiplin, yakni pelatihan dan memiliki disiplin ilmu. Psikologi, manajemen dan lain sebagainya. 2). Fikiran menyintesis. Yakni menggabungkan temuan-temuan baru, dan menjelaskan dilemma-dilema baru . 3) fikiran menciptakan. Yakni mampu mebuat terobosan-terobosan kreatif besar di bidang pendidikan. 4) fikiran merespek dan etis. Seperti memberikan perhatian dan rendah hati dan perilaku etis lainnya.

C. Kepala Sekolah Visioner

Visi seorang kepala sekolah akan menginspirasi tindakan dan membantu membentuk masa depan sebuah sekolah. Burt Nanus (2001:9) mengemukakan sebuah visi adalah masa depan yang realistis, dapat dipercaya, dan menarik bagi organisasi. Visi adalah penyataan tujuan kemana organisasi akan dibawa, sebuah masa depan yang lebih baik, lebih berhasil.
Visi, demikian Nanus, hanyalah sebuah gagasan atau gambaran tentang masa depan yang lebih baik bagi orgnisasi (sekolah), tetapi visi yang benar adalah gagasan yang penuh dengan kekuatan yang mendesak dimulainya masa depan dengan mengandalkan keterampilan, bakat, dan sumber daya dalam mewujudkannya.
Lebih lanjut Nanus (2001:13) memberikan ciri-ciri kepemimpinan sebagai berikut : pemimpin (kepala sekolah;pen) mengemban tanggung jawab, mengusahakan pelaksanaan tugas, memiliki impian dan menerjemahkannya menjadi kenyataan. Para pemimpin berusaha menyatukan komitmen anggota-anggotanya, memberikan dorongan kepada merekka dan mengubah organisasi (sekolah) menjadi suatu kesatuan baru yang memiliki kekuatan yang lebih besar untuk bertahan hidup, bertumbuh, dan berhasil. Kepemimpinan yang efektif menjadikekuatan bagi sebuah organisasi dalam memaksimumkan kontyribusinya bagi kesejahteraan para anggotanya dan masyarakat yang lebih luas. …mereka adalah arsitek bagi masa depan organisasi”.
Untuk menjadi kepala sekolah yang efektif maka kepala sekolah harus mampu menjadi penentu arah, agen perubahan, juru bicara, sekaligus pelatih. Nanus (2001: 21) menguraikan kekuatan – kekuatan sebuah visi, mengapa harus memilih dan menyatakan visi yang benar, diantaranya :
1. visi yang benar akan menghasilkan komitmen dan memberi motivasi kepada orang-orang dalam organisasi (sekolah)
2. visi yang benar memberi arti bagi kehidupan para karyawan (dalam hal ini guru, pegawai, murid, wali murid)
3. visi yang benar menentukan standar-standar keberhasilan.
4. visi yang benar menjembatani masa sekarang dan masa yang akan dating.

Seorang kepala sekolah, dengan menyadari tanggung jawab yang demikian besar diatas, masih dituntut untuk mampu memiliki kekuatan dan mampu menghasilkan transformasi yang oleh Nanus (2001:36) disebutkan mengandung bebrapa ciri khusus :
1. visi harus tepat bagi organisasi dan tepat waktunya. Visi tersebut harus sesuai dengan sejarah, budaya, dan nilai-nilai organisasi, konsisten dengan situasi organisasi saat ini dan dapat memberikan taksiran yang realistis dan informatis tentang apa yang dapat dicapai di masa depan.
2. visi menentukan standar-standar prestasi dan mencerminkan cita-cita yang tinggi. Visi menggambarkan organisasi sebagai komunitas yang bertanggung jawab, yang memiliki integritas yang kuat dan mengangkat moral setiap orang didalamnya.
3. visi menjernihkan maksud dan arah. Visi bersifat persuasdif dan dapat dipercaya dalam menentukan apa yang diinginkan organisasi dan merupakan aspirasi orang-orang didalam organisasi. Visi menmenghasilkan rencana yang menciptakan fokus dan memelihara harapan serta menjanjikan hari esok yang lebih baik.
4. visi mengilhami antusiasme dan merangsang komitmen. Visi memperluas basis dukungan bagi pemimpin melalui refleksi kebutuhan dan aspirasi berbagai pihak terkait, menjembatani perbedaan ras, umur, jenis kelamin, dan karakterisatik demografi lainnya, serta menarik perhatian berbagai pihak ke dalam komunitas yang peduli terhadap masa depan organisasi.
5. visi dinyatakan secara jelas dan mudah difahami.
6. visi merefleksikan keunikan organisasi, kompetensinya, apa yang diperjuangkannya dan apa yang mampu dicapainya.
7. visi bersifat ambisius. Visi memperlihatkan kemajuan dan meperluas pandangan organisasi. Sering visi menunut pengorbbanan dan investasi emosional dari para anggota organisasi, yanmg akan timbul karena daya tarik yang melekat pada visi tersebut.

Perkembangan dan arah pendidikan masa depan sebenarnya menjadi titik tolak seorang kepala sekolah, untuk menentukan visi sekolah , pada masa sekarang. Sebagaimana ungkapan hikmah ‘didiklah anakmu, karena mereka akan hidup bukan pada zamanmu’. Ini mengindikasikan, sejalan dengan teori Howard Gardner tentang lima fikiran yang dibutuhkan untuk masa depan, bahwa penentuan visi sebuah sekolah bagi seorang kepala sekolah , ibaratnya sebagai obor estafet untuk mampu menyalakan jalan bagi penerusnya.
Terobosan-terobosan terbaru dalam kepemimpinan kepala sekolah, teramat dibutuhkan. Mengingat kondisi dan situasi yang kadang tidak menentu di masa depan. Sekedar menyebutkan contoh, bukankah pada masa sekarang demikian menjamur stasiun televisi dengan beragam tema acaranya. Sesuatu yang amat musykil pada era 70-an atau 80-an. Dampak yang ditimbulkan pun beragam dan bersifat destruktif. Tiodak hanya bagi mental dan psikologis, namun juga budaya, pemikiran yang lebih banyak bersifat negatif.
Selanjutnya, implikasi jelas dalam kepemimpinan kepala sekolah masa depan adalah penekanan peran penting sebagai agen perubahan, mempromosikan eksperimentasi, menciptakan perubahan, dan menetapkan budaya sekolah yanfg didalamnya keberanian mengambil risiko dan partisipasi yang luas sangat dihargai.

D. Penutup

Melihat masa depan pendidikan, dengan sekian ragam tantangan. Tidak semata teknologi, komunikasi dan informasi, namun tantangan yang bersifat laten, seperti de-humanisasi, destruksi pendidikan tetap harus menjadi pemikiran bersama. Memang dalam konteks makro hal ini bukan tanggung jawab kepala sekolah, namun dalam konteks mikro, kepala sekolah harus mampu memainkan peranan yang lebih besar dalam ruang lingkup sebuah komunitas sekolahnya.
Peran kepala sekolah sangat sentral dalam memajukan sekolah yang dipimpin. Proses pendidikan bagi kepala sekolah, kedepan tidak boleh hanya sekedar penunjukkan oleh Bupati atau walikota. Namun berdasarkan uji kompetensi yang benar dan jujur. Kompetensi sebagaimana diamanatkan oleh Permendiknas no 13 tahun 2007, yang meliputi kompetensi kepribadian, sosial, manajerial, supewrvisi dan kewirausahaan, secara bertahap harus benar-benar menjadi prioritas. Setidaknya, hal tersebut menjadi kunci bagi kepala sekolah untuk mampu membangun visi-nya secara benar dan mampu mewujudkan visi tersebut.


Daftar Pustaka

Enceng, dkk, Kepemimpinan, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta, 2007
Gardner, Howard, Five Minds for the Future, PT Gramedia Pustaka Utama, 2007
Moedjiarto, Karakteristik Sekolah Unggul,CV Duta Graha Pustaka, Surabaya , 2002
Nanus, Burt , Kepemimpinan Visioner, PT Prenhallindo Jakarta,2001.
Suriasumantri, Jujun,S, Ilmu dalam Perspektif, PT Gramedia, Jakarta, 1989.
Koran Jawa Pos 12 Agustus 2008

0 komentar:

  © Template Persembahan'Portrait' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP